Senin, 25 Januari 2010

Stikosa-AWS : A Lifable

Seperti halnya komunikasi yang tetap akan menjadi jawaban atas banyak persoalan di era global, Sekolah Tinggi Komunikasi - Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS) adalah jawaban untuk kebutuhan tenaga profesional di bidang komunikasi. Baik yang berhubunan dengan media massa, jagad public relations, marketing communications, broadcasting, creative communications, dan lain sebagainya.

Bukan tanpa alasan, jawaban-jawaban ini memang jadi menu utama dalam perkuliahan dan aktifitas kemahasiswaan yang ada di Stikosa-AWS. Semua hal tentang komunikasi, dipelajari secara tuntas di sini. Kisi-kisinya yang kian tajam, fragmentatif, dan dituntut serba tepat sasaran, terangkum dalam tiga program studi yang dimiliki. Yakni Jurnalistik, Public Relation dan Broadcasting.

Perjalanan Panjang
Di awal berdiri, Stikosa-AWS langsung memposisikan dirinya sebagai kawah candra dimuka wartawan Surabaya. Waktu itu, 11 November 1964, nama yang digunakan adalah Akademi Wartawan Surabaya. Berdirinya AWS merupakan prakarsa bersama antara Kepala Djawatan Penerangan Propinsi Jawa Timur(kini Kanwil Deppen) R. Moeljadi Notowardojo, Pengurus PWI Cabang Surabaya (kini PWI Cabang Jawa Timur) antara lain A. Azis, Soerripto Putera Djaja, Singgih dan pengurus Serikat Perusahaan Surat Kabar (kini Serikat Penerbit Surat Kabar) cabang Jawa Timur dan Nusa Tenggara yang waktu itu digawangi Moh. Sofyan Hadi, Soeprapto dan lain-lain.

Selain itu juga mengajak musyawarah pihak-pihak penerangan Kodam VIII Brawijaya (kini Kodam V Brawijaya) yang diwakili Kepala Pendam Mayor Soekarsono, Kepala Dinas Penerangan Daerah Angkatan Laut V, Kapten Drs. Made Arisandi dan Dinas Penerangan Daerah Angkatan Udara V, untuk mendirikan sekolah tinggi ini.

Tempat perkuliahan yang digunakan hanya bangunan sederhana di bilangan Kapas Sari, tak jauh dari pusat keramaian niaga Surabaya.

Meski masih memakai jenjang pendidikan diploma, nama AWS kala itu berkembang menjadi fenomena tersendiri. Banyak praktisi media dan wartawan besar lahir dari tubuh lembaga pendidikan ini. Seperti Peter A. Rohi (Sinar Harapan, Tabloid Mutiara), R. Amak Syarifuddin (mantan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia), Makroen Sanjaya, Bob Priyambodo (Antara), Hana Budiarti (detikcom), Endy Purwanto (Bali Post), Errol Jonathans (Suara Surabaya), Satria Naradha (Pemimpin Kelompok Media Bali Post), Imawan Mashuri (JTV), dan masih banyak lagi.

Memasuki tahun 1984, nama Akademi Wartawan Surabaya berubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi – Almamater Wartwan Surabaya (Stikosa AWS). Kampusnya pun berpindah ke Nginden Intan Timur I/5 Surabaya. Belakangan, meski lokasi bangunan tidak berubah, alamat yang dipilih ini berubah menjadi Jl Semampir AWS Raya.

Bidang keilmuan juga disesuaikan dengan perkembangan yang ada. Yaitu menjadi program studi Jurnalistik (S-1) dan bidang studi Ilmu Hubungan Masyarakat (S-1). Memasuki tahun 2008, ada tambahan program studi Broadcasting.

Layanan Baru di Pra’s Comm
Guna lebih memantapkan visi dan misinya, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi-Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS) membentuk Pra’s Comm (Prapanca School of Communication), sebuah lembaga pendidikan yang terakreditasi sesuai BAN-PT-No. 017/BAN-PT/Ak-IX/S1/X/2005 akan tetap booming di kancah pendidikan komunikasi.

Berada di bawah naungan Stikosa-AWS, lembaga ini bermaksud memberi yang terbaik. Tentunya berbekal pengalaman yang terhitung lama. Yakni sejak Stikosa-AWS berdiri pada tahun 1964, sekolahan ini bermaksud membentuk lulusan yang tanggap dan terampil di bidang informasi dan komunikasi.

Belum lagi bicara tentang jaringan yang telah dibangun oleh Stikosa-AWS, sehingga tak perlu khawatir lagi bagi mahasiswa yang kuliah di sini. Komitmen inilah yang berpihak pada calon mahasiswa yang memiliki potensi melalui biaya studi yang relatif terjangkau.

Membentuk Jaringan
Sebagai sebuah perguruan tinggi komunikasi, Stikosa AWS juga terus mengembangkan jaringannya, dengan merangkul beberapa lembaga strategis. Seperti Dinas Informasi dan Komunikasi kota maupun Jawa Timur, media cetak seperti Jawa Pos, Surya, Seputar Indonesia, Surabaya Post, Duta Masyarakat, Radar Surabaya, Bali Post, The Jakarta Post, di bidang pertelevisian baik swasta maupun nasional, untuk radio (Suara Surabaya, SCFM, Suara Mitra, Metro Female, Pass FM, Mercury), Media Watch, AJI, PWI, ISKI, PUSKAKOM, hingga institusi perusahaan Sampoerna, Telkom, PT. PAL, Maspion, dan Semen Gresik.